JudulAdat Sopan Santun Mappatabe Pada Migran Bugis Didesa Laemanta Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Mautong |
Nama: YULIANA |
Tahun: 2024 |
Abstrak Penelitian ini di latar belakangi oleh sebuah fenomena perilaku budaya adat sopan santun mappatabe seperti sikap anak-anak kepada orang tua yang sudah tidak melakukan tabe ketika lewat didepan orang tua, kemudian ucapan-ucapan yang kurang baik kepada teman sebaya maupun dengan yang lebih tua. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengungkap penerapan budaya adat sopan santun mappatabe pada migran bugis di Desa Laemanta dan untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi sehingga terjadinya pergeseran budaya mappatabe pada migran Bugis di Desa Laemanta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif berdasarkan deskriptif untuk memberikan gambaran serta analisis penerapan adat sopan santun mappatabe dan yang mempengaruhi sehingga terjadinya pergeseran budaya adat sopan santun mappatabe pada migran Bugis di Desa Laemanta. Dengan teknik pengumpulan data yaitu studi pustaka, obervasi, wawancara, dan Teknik analisis data. Informan ditetapkan secara purposive yaitu yang dianggap lebih mengetahui mengenai permasalahan yang diteliti, dan saya memilih enam orang informan yaitu Ibu Hajah Nanna (orang tua), Andi Nawila (orang tua), Andi Siti Fahranita (Remaja), Muhammad Nur (Orang tua), Harmini (orang tua) dan Sukri (Remaja). Hasil penelitian ini menunjukkan tentang penerapan budaya adat sopan santun mappatabe pada migran bugis di Desa Laemanta penerapan yang dimaksud ialah konsep mappatabe terkait sipakatau, sipakalebbi, sipakainge bagaimana para orang tua mengajarkan budaya adat sopan santun mappatabe ini kepada anggota keluarga. Seperti mengajarkan ucapan-ucapan yang baik kepada teman seumuran dan yang lebih tua. Kemudian pergeseran budaya adat sopan santun mappatabe pada migran bugis yang ada di Desa Laemanta dimana budaya mappatabe ini perlahan mulai luntur akibat perkembangan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang. di zaman sekarang hampir semua anak-anak remaja memiliki Hp. Jika seorang remaja tidak memiliki hp maka ia akan diaggap kuno oleh teman-temannya sehingga hampir semua remaja memiliki hp. Kita ketahui bahwa hp bisa mempermudah kita untuk berkomunikasi dengan orang lain walaupun jarak jauh. Namun anak-anak sekarang dengan adanya game online mereka mengikuti istilah-istilah yang kurang enak didengar yang mengakibatkan mereka dengan mudah mengikuti istilah tersebut karena kebiasaan mendengarkan teman game online nya. Kata kunci: Mappatabe, Pergeseran Budaya Adat Sopan Santun, Migran Bugis |