Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulInteraksi Mahasiswa Papua Di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Nama: SANTRIWATI RABIATUL NISA
Tahun: 2025
Abstrak
Penelitian ini menjelaskan tentang Interaksi sosial yang merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan dilingkungan. Dalam penelitian ini Universitas Tadulako merupakan sebuah kampus yang memiliki keberagaman etnis, agama, dan budaya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk mahasiswa Papua. Keberagaman ini memberikan tantangan tersendiri bagi mahasiswa pendatang yang harus beradaptasi dengan lingkungan sosial dan budaya yang baru. Salah satu kelompok yang rentan mengalami keterkejutan budaya adalah mahasiswa asal Papua. Perbedaan dalam cara berkomunikasi, perilaku, norma kesopanan, makanan, dan persepsi seringkali menjadi faktor penyebab terjadinya kesulitan dalam berinteraksi dengan mahasiswa lokal. Interaksi sosial, yang merupakan hubungan timbal balik antara individu atau kelompok, menjadi aspek penting dalam proses adaptasi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses adaptasi sosial mahasiswa Papua di Universitas Tadulako, terutama dalam menghadapi dinamika sosial yang ada di lingkungan kampus Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini ialah bagaimana interaksi antar mahasiswa Papua dengan mahasiswa non Papua di lingkungan Fkip Untad, serta bagaimana upaya dilakukan mahasiswa Papua dalam menghadapi Culture shock di lingkungan Fkip Untad. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial antar mahasiswa Papua dan non-Papua di FKIP UNTAD cenderung terbatas. Mahasiswa Papua lebih sering berinteraksi sesama mereka sendiri, sementara mahasiswa non-Papua sering mengajak mahasiswa Papua untuk bergabung dalam pergaulan. Faktor budaya, bahasa, dan sikap egois menjadi penghambat dalam membangun hubungan sosial yang lebih erat. Mahasiswa Papua yang mengikuti program Beasiswa Afirmasi Papua merasakan manfaat yang signifikan, terutama dalam membantu mereka untuk merantau dan fokus pada pendidikan. Mereka juga mengalami culture shock, terutama pada fase awal, yang ditandai dengan rasa kaget, khawatir, dan tertekan akibat perbedaan budaya, bahasa, makanan, dan cuaca. Namun, dengan waktu dan strategi adaptasi yang tepat, mereka mampu mengatasi culture shock dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up