JudulPOTRET PENYANDANG DISABILITAS TUNANETRA DI RUMAH SINGGAH DIFABEL BERKARYA KOTA PALU |
Nama: MELANI PUTRIA PARADIMA |
Tahun: 2023 |
Abstrak Keterbatasan penglihatan pada penyandang disabilitas tunanetra akan mempengaruhi kehidupannya salah satunya yaitu kebermaknaan hidupnya selain itu permasalahan yang dialami para penyandang disabilitas tunanetra di Rumah Singgah juga masalah sosial, mereka masih sering menghadapi stigma negatif ketika berada di ruang publik. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tentang batin penyandang disabilitas tunanetra, tentang bagaimana memaknai dirinya dan bagaimana penyesuaian diri penyandang tunanetra baik di Rumah Singgah Maupun di lingkungan Sosial. Penelitian menggunakan motode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, dengan tipe penelitian deskriptif. Selama proses penelitian, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk melihat aktivitas di Rumah Singgah Merah Putih Difabel Berkarya. Sedangkan wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi- informasi yang berkaitan dengan bahasan topik penelitian demi kelengkapan data yang dibutuhkan, selama proses wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara untuk mengetahui lebih dalam permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi. Subjek penelitian berjumlah lima orang yaitu empat penyandang disabilitas tunanetra dan satu masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyandang disabilitas tunanetra yang berada di Rumah Singgah dengan keterbatasan yang dimiliki mereka pernah merasakan berbagai pengalaman hidup diantaranya pernah mendapat perlakuan buruk dikucilkan dan menjadi gunjingan orang-orang sekitar. Namun sebagian dari mereka juga memiliki rasa percaya diri, percaya bahwa keterbatasan tidak selalu menjadi hambatan untuk selalu berbuat baik antar sesama. Penyandang disabilitas tunanetra dalam menyesuaiakan diri di Rumah Singgah tidak mengalami hambatan, karena lingkungan yang hangat dengan orang-orang yang memiliki keterbatasan mereka saling memberi motivasi, saling membantu, dan saling menghibur. Di Rumah Singgah para penyandang disabilitas tunanetra juga dapat mengembangkan keterampilan dalam berbagai hal, belajar mandiri, kreatif, percaya diri, dan mampu berinteraksi dengan orang sekitar. Para penyandang disabilitas di Rumah Singgah sering kali mengikuti berbagai kegiatan sosial seperti bakti sosial, ikut serta dalam berbagai acara kemasyarakatan. Dengan hal itu menunjukan bahwa kecacatan fisik tidak selalu menjadikan seseorang lemah dan tidak dapat berbuat apa-apa. Penyandang tunanetra di Rumah Singgah bisa membuktikan bahwa dengan berusaha memperbaiki diri, selalu bersyukur sehingga mereka tidak dipandang buruk, dan dapat memberi contoh yang baik dilingkungan masyarakat. Kata Kunci : Disabilitas, Tunanetra, Penyesuaian diri |