JudulTO VONGGO DAN HUTAN (KAJIAN ETNOEKOLOGI) DI DESA BAKU-BAKULU KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI |
Nama: VIRA YUNIAR |
Tahun: 2023 |
Abstrak ABSTRAK Vira Yuniar Stambuk: B 301 17 091, Judul Skripsi To Vonggo dan Hutan (Kajian Etnoekologi) di Desa Baku-Bakulu Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Dibimbing oleh Rismawati sebagai pembimbing utama dan Citra Dewi sebagai pembimbing pendamping. Vonggo merupakan salah satu wilayah pedalaman dataran tinggi berada di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, yang masuk di Desa Baku-bakulu Kecamatan Palolo. Daerah Vonggo sendiri berada pada wilayah Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) atau hutan penyangga, yang mana didalamnya terdapat 3 suku yakni Kaili Da’a, Kaili Ija dan Kaili Ta’a yang disebut sebagai To Vonggo. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana hutan bagi To Vonggo dan bagaimana pemanfaatan hasil hutan dalam pemenuhan hidup To Vonggo. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apa makna hutan bagi mereka dan apa saja yang mereka manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan mereka dari hutan yang mereka huni saat ini. Teknik pengumpulan data dilakukan observasi dan wawancara, terdiri atas data kualitatif, dan teknik analisis data yang dilakukan melalui analisis deskriptif. Penelitian ini menetapkan 6 informan, yaitu: pertama, orang yang paling di tuakan di Vonggo untuk menceritakan sejarah To Vonggo, selanjutnya 2 orang laki-laki karena mereka setiap hari ke kebun dan ke hutan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, dan 2 orang perempuan yang selalu beraktivitas dalam hutan, mulai dari pekerjaan rumah sampai membantu mencari kebutuhan sehari-hari di hutan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hutan adalah bagian yang tak terpisahkan dari To Vonggo. Mereka menggantungkan seluruh kehidupan pada hutan yang mereka tempati, sehingga hutan bagi mereka adalah kehidupan, atau dalam bahasa Kaili Da'a diistilahkan dengan Katuvua. Diantaranya ialah mulai dari kebutuhan sehari-hari, makanan, tempat tinggal, mata pencaharian serta penghasilan mereka semuanya berada di dalam hutan. Olehnya mereka tinggal di wilayah kawasan Taman Nasional Lore Lindu, maka To Vonggo juga menjaga lingkungannya tersebut dan membatasi kegiatan yang sangat berdampak buruk bagi hutan. Sehingga cara mengelola hutanpun harus mengedepankan aspek-aspek ekologis tanpa harus merusaknya. Selain itu To Vonggo juga menganggap hutan sebagai tempat sakral atau mereka sebut dengan Nakarama. Pengetahuan tentang menjaga hutan ini mereka dapatkan dari belajar di alam bebas dengan memanfaatkan segala potensi sumber daya alam yang ada untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Adapun beberapa sumber daya hutan yang mereka manfaatkan diantaranya ialah (1) Lahan/kebun, (2) Kemiri, (3) Kayu, (4) Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Kata Kunci: Etnoekologi, Pemanfaatan Hasil Hutan |