JudulGUA LATEA (SUATU TINJAUAN ANTROPOLOGI RELIGI PADA SEBUAH KUBURAN DI KELURAHAN TENTENA KECAMATAN PAMONA PUSELEMBA KABUPATEN POSO) |
Nama: NI GUSTI AYU PUTU INTAN KUMBAYONI |
Tahun: 2021 |
Abstrak Ni Gusti Ayu Putu Intan Kumbayoni, Stambuk, B 301 17 044 Judul: Gua Latea (Suatu Tinjauan Antropologi Religi Pada Sebuah Kuburan di Kelurahan Tentena Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso). Dibimbing oleh Dra. Kismarsilah, M. Hum. sebagai pembimbing utama dan Resmiwati, S.Sos,. M. Hum. sebagai pembimbing pendamping. Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako. Gua Latea merupakan salah satu situs penguburan etnis Pamona dari bukit Wawolembo yang terletak di Kelurahan Tentena Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah. Penguburan tersebut telah dikukuhkan menjadi salah satu warisan budaya yang berada di bawah perlindungan undang-undang cagar budaya sehingga seluruh kewenangan dilimpahkan kepada pemerintah. Sebagai sebuah warisan, banyak penduduk asli yang tidak mengetahui sejarah dan juga makna religius dari penguburan tersebut. Adaptasi kepercayaan baru juga membuat semakin memudarnya pengetahuan sejarah dari situs penguburan Gua Latea. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau kembali sejarah pada aspek religi terhadap situs penguburan Gua Latea, terkhusus dalam perspektif ilmu Antropologi Religi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, bertipe deskriptif sehingga pengumpulan datanya dilakukan dengan mengandalkan teknik observasi lapangan dan wawancara bersama informan yang dipilih melalui metode purposive sampling dengan menerapkan in-depth interview dan focus group discussion method sebagai teknik penggalian data. Analisa kepustakaan juga dilakukan untuk mendapatkan data- data yang akurat mengenai proses penguburan dalam gua menurut sudut pandang agama lokal terhadap kematian beserta pengaruh dari munculnya keyakinan baru terhadap prosesi penguburan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan kepercayaan lokal dan resmi memiliki pemikiran tentang kematian yang cenderung sama, namun diidentifikasi memiliki konsep yang sangat berbeda. Persamaan tersebut terletak pada keyakinan adanya kekuatan yang lebih besar dibandingkan manusia yang diketahui sebagai Pue Palaburu (Bahasa Pamona) atau Tuhan yang memegang kendali atas kehidupan dan kematian. Adapun perbedaannya terletak pada respon yang dilakukan jika terdapat sanak keluarga yang meninggal. Masyarakat yang dahulunya memegang teguh kepercayaan lokal cenderung akan melakukan penguburan di gua yang dilengkapi dengan berbagai prosesi ritual yang cukup panjang dan bermakna. Sementara pada masyarakat modern, mereka memilih untuk menguburkan jenazah di sebuah lahan yang digunakan sebagai pemakaman umum tanpa melalui proses ritual yang sangat panjang seperti pada kepercayaan lokal. Dari hasil analisis, penelitian ini juga menyajikan data-data mengenai penyebab dari ritual kepercayaan lokal yang telah ditinggalkan sepenuhnya dan digantikan oleh ritus kepercayaan baru sehingga tak ada ritual apapun yang berlaku lagi pada situs penguburan Gua Latea. Kata kunci: Gua Latea, ritual kematian, etnis Pamona, mompemate, mogave. |