JudulINGATAN KOLEKTIF KOMUNITAS PEDAGANG TERHADAP PERISTIWA TSUNAMI 28 SEPTEMBER DI KELURAHAN MAMBORO BARAT, KOTA PALU |
Nama: ELVA VIANA |
Tahun: 2022 |
Abstrak Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peristiwa tsunami dalam ingatan kolektif komunitas pedagang terhadap peristiwa tsunami di Kelurahan Mamboro Barat, dan bagaimana komunitas pedagang memaknai peristiwa tsunami 28 september 2018 karena masyarakat Kelurahan Mamboro Barat masih banyak yang membuka usaha pada daerah yang terdampak tsunami dan tidak merasa takut atau pun trauma terhadap peristiwa alam yang pernah terjadi. Ditetapkannya lokasi ini sebagai tempat melakukan penelitian dikarenakan ada beberapa komunitas pedagang yang telah kembali aktif melakukan aktivitas berdagang. Pedagang yang kembali tersebut masing-masing memiliki inisiatif sendiri untuk kembali berdagang pada wilayah yang merupakan wilayah larangan pembangunan kembali dari Pemerintah. Pedagang yang ada masing-masing memiliki pandangan yang berbeda terhadap larangan yang dibuat oleh Pemerintah dari kejadian Tsunami 28 september 2018 lalu. Penelitian ini melibatkan empat orang informan yang mampu memberikan informasi atau gambaran mengenai ingatan akan peristiwa tsunami 2018 lalu. Maka metode penelitian yang digunakan adalah metode naratif, sedangkan tipe penelitian ini bersifat deskriptif, selanjutnya teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui studi pustaka, dan wawancara, serta teknik analisis data yang digunakan editing data, kategori data, penafsiran data dan perumusan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah ingatan dari komunitas pedagang yang telah melewati dan mengalami sendiri peristiwa tsunami pada 28 september 2018 lalu. Bahwa dari setiap korban memiliki cerita menyedihkan yang berbeda-beda dan cara penyelamatkan diri yang berbeda demi selamat dari gelombang tsunami. Banyaknya korban tsunami yang terdampak mengatakan bahwa kondisi keramaian di area SPBU berbeda dengan kondisi saat ini karena tidak seramai dulu dan pendapatan dari setiap jualan juga tidak tidak seperti sebelum terjadinya tsunami. Makna trauma dari peristiwa tsunami memberikan ingatan yang kuat bagi korban yang mengalami langsung kejadian naas itu. Meskipun begitu hal tersebut tidak mengurangi keinginan dan semangat kerja mereka untuk kembali berdagang pada wilayah yang telah ditetapkan sebagai wilayah zona merah dari pihak pemeritah melainkan mereka lebih takut apabila kebutuhan hidup tiap hari tidak dapat terpenuhi. Karena di sanalah tempat bagi mereka mampu menghasilkan biaya untuk kebutuhan setiap hari. Tidak satupun dari mereka kembali karena adanya paksaan pihak lain melainkan karena adanya keinginan sendiri. Kata kunci :Ingatan, komunitas, korban bencana. |