JudulSTRATEGI BERMUKIM PASCA BENCANA WARGA KAMPUNG LERE KOTA PALU |
Nama: DEWI |
Tahun: 2020 |
Abstrak ABSTRAK DEWI: Stambuk B 301 15 018 Program Studi Antropologi Judul Skripsi : Strategi Bermukim Pasca Bencana Warga Kampung Lere Kota Palu. Dosen Pembimbing Muhammad Marzuki, sebagai pembimbing utama dan Resmiwati, sebagai pembimbing pendamping . Sulawesi Tengah dilanda bencana gempa bumi dan Tsunami pada tanggal 28 September 2018 yang menelan korban jiwa dan kerusakan sangat besar terhadap penghidupan masyarakat. Peristiwa ini memberi dampak perubahan terhadap pemukiman yang berada di tepi panta` Khususnya pada masyarakan Kampung Lere Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk 1). Mengetahui cara bermukim masyarakat Kampung Lere Pasca Bencana 2). Mengetahui alasan masyarakat memilih tetap tinggal di Kampung Lere atau di relokasi. Dasar penelitian ini adalah dengan menggunakan tipe penelitian kualitatif deskriptif. Deskriptif, yakni penelitian yang mengambil data kemudian menggambarkan gejala sosial secara objektif. Penentuan informan dilakukan secara purposive sampling. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu (1) studi pustaka yang diperoleh dari buku-buku, artikel, jurnal, dokumen, browsing internet, dan karya ilmiah yang relevan dengan objek penelitian. (2) penelitian lapangan yang terdiri atas pengamatan dan wawancara. Lokasi penelitian Kampung Lere Kota Palu, dengan jumlah subjek 1675 KK . Hasil penelitian menunjukkan bahwa bencana alam yang melanda masyarakat Kampung Lere Kota Palu berpengaruh terdadap perubahan pemukiman yang mengharuskan mereka harus merasakan kondisi yang berbeda dari sebelumnya. Tempat tinggal yang telah lenyap akibat bencana tersebut mengharuskan penyintas harus tinggal di posko pengungsian. Adapun beberapa bulan pasca bencana saat ini penyintas Kampung Lere menempati tiga lokasi yaitu Hunian Sementara yang dibangun oleh Mercy yaitu Hunian Antara Lere (Hunara Lere) di Jalan Diponegoro, posko pengungsian Masjid Agung di halaman Masjid Agung Darussalam, dan rumah penyintas yang memilih kembali ke rumah yang berada di Kampung Lere. Kampung Lere adalah daerah rawan bencana dan saat ini ditetapkan sebagai daerah yang termaksud dalam zona merah mengharuskan mereka tidak diperbolehkan untuk membangun kembali di tempat tersebut dan harus di relokasi. Akan tetapi penyintas Kampung Lere menolak dengan alasan daerah tersebut tidak cocok untuk mereka , menurut penyintas karena dapat menghilangkan kebudayaan pesisir yang melekat pada mereka.selain itu ada penyintas yang memilih untuk direloaksi dengan al alasan masih trauma. Kata kunci : bencana, pemukiman, penyintas, strategi. |