JudulPOLITIK IDENTITAS SUKU BUNGKU DI KABUPATEN MOROWALI (Studi Kasus Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2018) |
Nama: ALWI |
Tahun: 2022 |
Abstrak ABSTRAK Alwi B 301 14 060. Judul skripsi Politik Identitas suku Bungku di Kabupaten Morowali (Studi kasus Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2018). Dibimbing oleh Muhammad Marzuki sebagai pembimbing utama dan Ikhtiar Hatta sebagai pembimbing pendamping. Politik identitas selalu menjadi isu yang digaungkan dan sering terjadi ketika akan berlangsungnya atau jauh sebelum pergelaran pesta demokrasi seperti pemilihan kepala daerah maupun konstetasi pemilihan lainnya. Hal ini menjadi salah satu cara para kandidat untuk menggaet atau ingin mendapatkan suara lebih dari para konstituen atau pemilih yang merasa satu identitas dengan para kandidat yang akan bertarung. Fokus penelitian ini adalah bagaimana proses politik identitas terjadi selama masa kampanye sampai pada tahap terakhir pesta demokrasi pemilihan kepala daerah di Kabupaten Morowali pada tahun 2018. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara bertemu langsung dengan informan yang ditetapkan melalui teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini berjumlah tujuh orang. Hasil dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal, Pertama; bahwa dalam kontestasi pilkada morowali terjadi yang namanya politisasi identitas etnis, agama, namun yang lebih efektif digunakan garis turunan keluarga dan wilayah tempat tinggal bakal calon serta basis suara mayoritas. Hal ini didasarkan pada suatu kenyataan bahwa masyarakatnya heterogen sehingga kemudian oleh orang-orang yang berkepentingan menjadikan potensi tersebut sebagai instrumen dalam merebut kekuasaan.Wujud dari politisasi identitas ini adalah, masing-masing calon Bupati dan calon wakil Bupati melakukan komunikasi yang intens di dalam kelompok kalangan keluarga dan menjadi representatif dari wilayah tempat kelahiran dan menetap tujuannya adalah untuk menguatkan basis. Kedua; bahwa politik identitas sebagai jargon dalam memanipulasi dan memobilisasi massa menciptkan dua kondisi atau situasi yakni menguatnya integritas dalam masing-masing identitas sosial masyarakat baik etnis, wilayah masyarakat dimana tujuan basismasa calon dan pada waktu yang sama terjadi perpecahan antar identitas masyarakat. Satu hal yang melatarbelakangi disintegrasi antar etnis, wilayah tujuan menghimpun basis dan garis turunan keluarga tersebut adalah faktor sikap berlebihan menganggap identitas kelompoknya lebih unggul dari identitas lainnya. Sikap menganggap diri lebih unggul ini dalam konteks politik adalah ditunggangi oleh suatu kepentingan politik. Kata Kunci : Politik Identitas , Pemilihan Kepala Daerah. Kabupaten Morowali |