JudulPola Hubungan Antar Etnis Dalam Upacara "padungku" Di Desa Pambarea Kecamatan Mori Atas Kabupaten Morowali Utara |
Nama: MISTIKA SARI LAWANI |
Tahun: 2020 |
Abstrak Mistika Sari Lawani B 301 14 012 Judul skripsi “Pola Hubungan Antar Etnis Dalam Upacara Padungku Di Desa Pambarea Kecamatan Mori Atas Kabupaten Morowali Utara”. Di bimbing oleh Bapak Muhammad Marzuki, selaku pembimbing utama dan Ibu Siti Hajar N Aepu, sebagai pembimbing pendamping. Upacara Padungku dalam bahasa Mori jika diartikan suatu wujud ungkapan kegembiraan yang dituangkan dalam proses syukuran. Kegiatan Upacara Padungku dilaksanakan setelah kedua kalinya petani panen padi di Desa Pambarea. Sebelum upacara diadakan masyarakat akan mengadakan musyawarah bersama kepala desa, ketua adat, anggota lembaga adat, tokoh masyarakat dan kaum pemuda serta masyarakat yang berasal dari berbagai etnis yang ada di Desa Pambarea. Masyarakat tidak hanya langsung menentukan kapan dan bagaimana proses agar upacara berjalan lancar tetapi di Desa Pambarea dilakukan musyawarah bersama. Tradisi ini sudah menjadi adat istiadat masyarakat sampai sekarang ini hanya saja sudah mulai mengalami perubahan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pandangan beragam etnis terhadap Upacara Padungku dan bagaimana pola hubungan antar etnis dalam Upacara Padungku di Desa Pambarea Kecamatan Mori Atas Kabupaten Morowali Utara. Untuk mengungkap permasalahan tersebut, maka penelitian ini menggunakan penelitian Kualitatif dan dasar penelitian Deskriptif. Selain itu untuk memudahkan penyusunan karya ilmiah ini peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data melalui studi kepustakaan, dan penelitian lapangan yakni pengamatan, wawancara dan dokumentasi serta informan yang ditetapkan secara purposive sampling hingga permasalahan dalam penelitian ini dapat dianalisis dengan prosedur yang tepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Upacara Padungku di Desa Pambarea dapat dikatakan upacara silahturahmi antar berbagai etnis yang ada di Desa Pambarea, dalam upacara ini seluruh etnis yang ada di Desa Pambarea bergotong royong untuk mempersiapkan kebutuhan upacara tersebut, salah satu contohnya yaitu mengambil bambu untuk pembuatan Dinaha (nasi bambu). Selain masyarakat Desa Pambarea, tetangga desa pun juga turut menghadiri dan memeriahkan pelaksanaan Upacara Padungku. Menurut pandangan masyarakat setempat upacara ini tidak termasuk syirik karena tidak mengandung unsur yang berbauh negative, upacara ini dilakukan hanya semata-mata mengungkapkan rasa syukur atas panen yang melimpah selain itu dapat mengeratkan silaturahmi antar etnis-etnis dan umat beragama yang ada di desa maupun diluar Desa Pambarea. Kata Kunci : Pola Hubungan, Etnis, Upacara Padungku. |