Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulTRADISI ”NOMPATURU NGANA” MENIDURKAN BALITA BAGI ORANG KAILI RAI DI DESA MASAINGI KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA
Nama: RISKA ANGRIANA
Tahun: 2021
Abstrak
ABSTRAK Riska Anggriana: B 301 13 050, Judul Skripsi “Tradisi Nompaturu Ngana Menidurkan Balita Pada Orang Kaili Rai Di Desa Masaingi Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala” Di Bawah Bimbingan Kismarsiah Sebagai Pembimbing Utama Dan Siti Hajar N.Aepu Sebagai Pembimbing Pendamping. Penelitian ini dilakanakan di Desa Masaingi Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala dengan tujuan (1) Untuk mengetahui tradisi Nompaturu Ngana pada Orang Kaili Rai di Desa Masaingi Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. (2) Untuk mengetahui pewarian nilai-nilai budaya dari generasi-kegenerasi dalam tradisi Nompaturu Ngana pada Orang Kaili Rai di Desa Masaingi Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Unit analisis datanya ialah orang tua yang memiliki balita. Data di kumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun jumlah informan ialah 5 orang. Sehingga data yang terkumpul dianalisis melalui tiga tahap, yaitu reduki data, penyajian data, dan penarikan keimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tradisi Nompaturu Ngana pada orang Kaili Rai di Desa Masaingi bahwa Tradisi menidurkan balita bagi orang kaili yang berada di Desa Masaingi masih digunakan terus menerus dan di turunkan secara turun temurun dari anak ke anak tradisi itu seperti menyayikan lagu owa, dan nompaturu ngana ri toya serta membuatkan bedak dari bahan-bahan alam sehingga bisa membuat balita merasa nyaman dan segar. Menurut orang tua atau orang Kaili cara menidurkan balita menggunakan cara itu dapat membuat balita tersebut sehat, cepat besar dan tidak rewel. Sehingga orang tua sekarang masih melakukan cara-cara tersebut untuk bisa di wariskan kembali pada anak-anak mereka yang akan datang. Berbeda bagi orang tua yang tidak tau cara-cara menidurkan balita menggunakan tradisi orang kaili pasti agak sulit untuk menidurkan balitanya dikarena balita masih rewel dan tidak ada yang membuatnya nyaman dan biasanya hanya diayun saja tampa dibarengi dengan nyayian. Sampai saat ini di desa masaingi tradisi itu masih ada dan akan terus di wariskan ke generasi berikutnya. Kata kunci: Tradisi menidurkan balita, Orang Kaili, Pewarisan tradisi

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up