Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulKONFLIK NELAYAN TRADISIONAL DENGAN NELAYAN BAGANG DESA TOWALE KECAMATAN BANAWA TENGAH KABUPATEN DONGGALA
Nama: ABD. AZIS
Tahun: 2019
Abstrak
ABSTRAK Dalam kegiatan perikanan, khususnya penangkapan ikan, konflik merupakan gejala sosial yang sering di temukan di berbagai wilayah perairan. Salah satu fenomena konflik pemanfaatan sumberdaya perikan yakni di Desa Towale, konflik antara nelayan tradisional dan nelayan Bagang. Menurut Kinseng (2014:252) unit penangkapan dan jenis alat tangkap memegang peranan yang penting dalam analisis kelas di kalangan kaum nelayan. Kasus konflik tersebut melibatkan dua Nelayan, yakni Nelayan Tradisional (nelayan kelas bawah) dan Nelayan Bagang (nelayan kelas atas). Penelitian ini membahas tentang proses terjadi konflik antara nelayan tradisional dengan Nelayan Bagang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses terjadi konflik kelas nelayan tradisional dengan nelayan jaring bagang. Metode penelitian yang di gunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data di lakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik kelas yang terjadi antara nelayan tradisional dengan nelayan Bagang disebabkan adanya perbedaan pandangan/kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan. Seperti klaim terhadap jalur-jalur tangkapan dan cara penangkapan/teknologi tangkapan. Yang menjadi isu dalam konflik kelas ini adalah faktor ekonomi. Yakni adanya ketimpangan pendapatan yang berimplikasi pada kesenjangan ekonomi bagi nelayan tradisional Kampung Benteng. Hal ini terjadi karena kecemburuan sosial terhadap nelayan jaring kurau karena memperoleh bagian terbesar dari eksploitasi sumberdaya perikanan. Eksploitasi sumberdaya oleh nelayan Bagang telah mengakibatkan kelangkaan sumberdaya perikanan di areal Nelayan Tradisional, sehingga terganggunya matapencaharian atau sumber hidup di kalangan nelayan tradisional. Karena isunya realistic issue, yakni menyangkut sumber hidup atau masalah perut. Maka konflik yang terjadi cukup brutal. Yakni pembakaran kapal dan pemukulan nakhoda Nelayan Bagang. Dalam hal hukum dan aturan jalur tangkap yang mengatur pembagian batas wilayah tangkap antara nelayan tradisional dan nelayan Bagang tidak berjalan sebagai mana mestinya Nelayan tradisional hampir keseluruhan mengalami tingkat kesadaran kelas yang rendah, sehingga tidak lagi menganggap aktifitas nelayan Bagang sebagai faktor masalah atau “masalah bersama”. Kata Kunci: Nelayan, Konflik Kelas

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up