Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulAnalisis Sosiokultural Masyarakat Perdesaan Akibat Gap Life Expectancy Dan Healthy Life Expectancy: Studi Kasus Berbasis Kesehatan, Pendidikan, Dan Kemandirian Ekonomi Di Kabupaten Sigi
Nama: MUH ARDI MUNIR
Tahun: 2020
Abstrak
Muhammad Ardi Munir, 2019. Analisis Sosiokultural Masyarakat Perdesaan Akibat Gap Life Expectancy (LE) Dan Healthy Life Expectancy (HLE): Studi Kasus Berbasis Kesehatan, Pendidikan, Dan Kemandirian Ekonomi di Kabupaten Sigi. Disertasi. Program Studi Ilmu Sosial Program Doktor, Pascasarjana, Universitas Tadulako. Promotor: Muhammad Basir, Co-Promotor: M. Sabir and Muhammad Nur Ali. Pendahuluan: Pemerintah Indonesia telah berhasil meningkatkan Life Expectancy (LE), namun hal tersebut tidak menjamin kemandirian fisik dan ekonomi. Hal tersebut dapat mempengaruhi produktivitas dan kesehatan masyarakat yang sejalan dengan menurunnya Healthy Life Expectancy (HLE), ketidakselarasan ini menyebabkan percepatan kemiskinan akibat peningkatan kebutuhan saat sakit serta dapat menimbulkan masalah psikososial. Indonesia sebagai negara agraris memiliki petani sebagai ujung tombak kekokohan & daya tahan bangsa, namun perhatian pemerintah masih sangat kurang sehingga petani mengalami keterbatasan akses Pendidikan dan Kesehatan yang pada akhirnya juga turut menurunkan tingkat kemandirian. Metode: Teknik penentuan responden penelitian dilakukan secara Proporsional Random Sampling. Dari 3 kecamatan sebagai lokasi pengambilan sampel responden, ditetapkan 150 orang petani. Pengumpulan data menggunakan metode pengamatan langsung, wawancara serta Kuesioner yang telah valid dan reliabel. Hasil survey akan dikompilasi dengan pendekatan frekuensi serta analisis univariat & multivariat menggunakan software statistical package for the social sciences (SPSS). Hasil: 1) Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel penghasilan (X1), GAP LE-HLE (X2) dan Kecemasan (X3) terhadap tingkat Pendidikan (p = 0,531); 2) Terdapat pengaruh signifikan antara X1 dan X3 terhadap akses Kesehatan Non-Faskes (p < 0.05); 3) Terdapat pengaruh signifikan antara X1 terhadap Tingkat Kemiskinan (p = 0.000); 4) Terdapat Pengaruh signifikan antara X2 terhadap tingkat kemandirian masyarakat (p = 0.000). Kesimpulan: 1) Akses layanan Pendidikan tidak ditentukan oleh faktor penghasilan, Gap LE-HLE serta kondisi psikososial (kecemasan); 2) Masyarakat lebih memilih layanan kesehatan Non-Faskes; 3) Kondisi psikososial masyarakat tidak berpengaruh pada akses layanan pendidikan & kesehatan; 4) Gap LE-HLE berpengaruh terhadap kemandirian masyarakat sehingga memicu proses pemiskinan masyarakat perdesaan. Kata Kunci: Kecemasan, Penghasilan, Angka Harapan Hidup Sehat, Angka Harapan Hidup, Pendidikan, Kesehatan, Kemiskinan, Petani.

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up