JudulIMPLEMENTASI KEBIJAKAN RECOVERY SEKTOR PARIWISATA PASCA BENCANA GEMPA DAN LIKUIFAKSI DI KOTA PALU |
Nama: TRI YULIANTI |
Tahun: 2022 |
Abstrak ABSTRAK Tri Yulianti (B102 18 054) Implementasi Kebijakan Recovery Sektor Pariwisata Pasca Bencana Gempa Dan Likuifaksi Di Kota Palu Dibimbing Oleh Daswati dan Sitti Chaeriah Ahsan. Pembangunan parawisata pasca bencana gempa dan likuifaksi di kota Palu memiliki peran signifikan dalam aspek ekonomi, sosial, lingkungan, berkontribusi pada devisa dari kunjungan wisatawan mancanegara dan Produk Domestik Bruto (PDB). Pembangunan sektor parawisata memiliki makna penting dalam integrasi nasional karena secara esensial, pembangunan dan perbaikan infrastruktur bukan saja berfungsi mengikat geografi, tetapi juga memandu lahirnya partisipasi, efesiensi dan kesejahteraan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dilaksanakan di kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Informan penelitian yaitu pemerintah (dalam hal ini Dinas Pariwisata, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Dinas Pekerjaan Umum), Lembaga Swadaya Masyarakat, masyarakat sekitar lokasi likuifaksi dan lembaga sosial lainnya. Data primer diperoleh dengan cara observasi, wawancara mendalam (in-depth interview). Data sekunder bersumber dari buku dan jurnal penelitian yang dipublikasikan secara online dan cetak. Analisis data dengan cara mentranskripsikan data, membaca keseluruhan data, analisis secara mendetail dan mendeskripsikan secara holistik-integratif. Hasil penelitian Recovery pariwisata Kota Palu pasca bencana didukung oleh sumberdaya manusia yang mempuni baik di pihak pemerintah maupun swasta, namun begitu pada saat diperhadapkan pada situasi yang tidak menentu seperti pandemic covid-19, maka recovery pariwisata di Kota Palu tidak berjalan sesuai pedoman yang telah ada. Hal tersebut dikarenakan ketiadaan komunikasi yang tidak efektif dan efisien dalam ekosisitem (Pemerintah, swasta dan masyarakat) kepariwisataan Kota Palu dan resistensi pada tahapan disposisi. Bagian-bagian mencolok dalam terlambatnya recovery Pariwisata di Kota Palu diantaranya adalah ancaman keberlanjutan program terkait pergantian pimpinan daerah (Pemilukada), infrastruktur kepariwisataan yang belum maksimal atau mendukung secara situasional (wisata pasca bencana), kapasitas sumberdaya manusia (SDM) sudah ada baik di pihak pemerintah maupun di pihak swasta, namun relatif belum siap pada kondisi-kondisi tertentu serta ketersediaan fasilitas wisata yaitu jalur transportasi yang masih membutuhkan pembenahan, kurangnya ketersediaan air bersih, dan kurangnya akomodasi seperti ketersediaan tempat penginapan dan wahana yang dapat menarik wisatawan pasca bencana alam. . Kata kunci: Komunikasi, Sumber Daya Manusia, Disposisi, Struktur Birokrasi. |