JudulANALYSIS OF CIRCULAR MOBILITY PATTERN OF POPULATION IN SIGI, DONGGALA AND PARIGI MOUTONG DISTRICTS IN PALU |
Nama: HADI SURYONO |
Tahun: 2021 |
Abstrak ABSTRAK Pergerakan penduduk desa kota sangat perlu diketahui karena berhubungan erat dengan pola pergerakan dan perkembangan wilayah. Pergerakan penduduk di Kota Palu timbul karena adanya proses pemenuhan kebutuhan, dimana kebutuhan itu tidak terpenuhi di tempat ia tinggal tetapi terpenuhinya di Kota Palu. Karena alasan tersebut pergerakan terjadi antara dua wilayah yaitu wilayah dimana barang/jasa dibutuhkan ke wilayah dimana barang/jasa tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola mobilitas sirkuler penduduk Kabupaten Sigi, Donggala dan Parigi Moutong di Kota Palu. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber utama dari data ini adalah data sekunder Angkatan Kerja (AK) menurut BPS Kota Palu tahun 2015 – 2019. Analisis data yang digunakan adalah analisis gravitasi berfungsi untuk melihat interaksi dan keterkaitan antara Kota Palu sebagai pusat pertumbuhan dengan Kabupaten Sigi, Donggala dan Parigi Moutong sebagai kawasan penyangga yang membentuk pola pergerakan penduduk antar wilayah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pola mobilitas penduduk non permanen di Kota Palu yaitu pola mobilitas harian, mingguan dan bulanan yang didominasi mobilitas sirkuler. Terbentuknya pergerakan penduduk antara Kabupaten Sigi, Donggala dan Parigi Moutong di Kota Palu diakibatkan karena orang memenuhi kebutuhan hidupnya bagi kegiatan kesehariannya, dimana kebutuhan itu tidak terpenuhi di tempat ia tinggal tetapi terpenuhinya di Kota Palu. Pergerakan ini terbentuk adanya motivasi dan keinginan individu itu sendiri (push factor) serta adanya daya tarik (pull factor) pada wilayah Kota Palu. Analisis mobilitas sirkuler di Kota Palu paling sedikit dari Kabupaten Donggala yaitu sebanyak 440 jiwa, dari Kabupaten Parigi Moutong yaitu sebanyak 883 jiwa dan dari Kabupaten Sigi yaitu sebanyak 1961 jiwa. Berdasarkan analisis gravitasi diketahui bahwa Kota Palu sebagai pusat pertumbuhan memiliki interaksi yang intensif dan erat dengan Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong. Adanya faktor aksesibilitas, jarak, sarana dan prasarana, jumlah penduduk serta jumlah pendapatan regional daerah menjadi alasan terjadinya interaksi antar wilayah. Kota Palu yang memiliki peran dan fungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi dan distribusi pembangunan, telah menarik penduduk untuk datang ke Kota Palu dalam upaya mendapatkan kesempatan kerja/usaha, lebih-lebih ketika lapangan pekerjaan di desa sangat terbatas. Sebagai kota yang menjadi pusat dari berbagai kegiatan pembangunan, Kota Palu tidak terhindarkan lagi telah menjadi gula yang menarik semut dalam jumlah yang besar. Adanya peningkatan jumlah penduduk, penambahan fasilitas sarana dan prasarana, semakin baiknya aksesibilitas dan meningkatnya pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang menyebabkan semakin tahun Kota Palu semakin berkembang. Kata Kunci: Pergerakan penduduk, perkembangan wilayah, Kota Palu |