Judul PERSEPSI MASYARAKAT MULTIKULTURAL TERHADAP BUDAYA NGABEN DI DESA MARANDA KABUPATEN POSO |
Nama: I GUSTI PUTU BAYU SAWITRA |
Tahun: 2024 |
Abstrak I gusti putu bayu sawitra, A32117024, 2023. “Persepsi Masyarakat Multikultural Terhadap Budaya Ngaben di Desa Maranda Kabupaten Poso”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, pembimbing: Sunato Amus. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) persepsi komunitas Hindu Bali terhadap budaya Ngaben di Desa Maranda Kabupaten Poso. 2) pandangan masarakat non Hindu terhadap prosesi Ngelarung pada upacara Ngaben. Subyek penelitian ini adalah upacara Ngaben komunitas Hindu Bali di Desa Maranda Kabupaten Poso, dengan informan yang berjumlah 11 orang yaitu tokoh Agama Hindu, tokoh agama Islam, dan tokoh agama Kristen. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dan teknik pengumpulan data meliputi, observasi, wawancara, dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif yakni menggambarkan hasil penelitian dalam bentuk uraian kualitatif dengan cara reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan: 1) komunitas Hindu Bali di desa Maranda Kabupaten Poso berpandangan bahwa budaya Ngaben di kalangan komunitas Hindu Bali sudah diterima sebagai satu bagian kepercayaan masyarakat Hindu Bali, yang mana upacara tersebut merupakan suatu warisan leluhur yang harus dijaga dan dipertahankan sampai kapanpun. 2) masyarakat desa Maranda Kabupaten Poso menerima prosesi Ngelarung, mereka berpandangan bahwa prosesi Ngelarung merupakan salah satu bagian dari ritual dalam upacara Ngaben masyarakat Hindu Bali sehingga perlu dihargai. Namun demikian, pada prosesi Ngelarung sendiri juga terdapat penolakan dari masyarakat non Hindu. Penolakan tersebut bukan dari sistem kepercayaan melainkan tempat pelaksanaan prosesi Ngelarung itu tidak sesuai jika dilakukan di sungai. Kata kunci: Ngaben, Ngelarung, Multikultural, Desa Maranda. |