Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulTRADISI MAPPATABE PADA MASYARAKAT BUGIS DITINJAU DARI PENGAMALAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB DI DESA RANDOMAYANG KECAMATAN BAMBALAMOTU KABUPATEN PASANGKAYU
Nama: ANDI TENRI WARU
Tahun: 2023
Abstrak
ABSTRAK Andi Tenri waruh, A 321 16 011, 2023 “Tradisi Mappatabe Dalam Masyarakat Bugis Ditinjau dari pengamalan sila kemanusiaan yang adil dan beradab Di desa randomayang kecamatan bambalamotu kabupaten pasangkayu” . Skripsi, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing Sunarto Amus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran masyarakat desa randomayang kecamatan bambalamotu kabupaten pasangkayu terhadap tradisi mappatabe terhadap pengamalan sila kedua pancasila untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat di Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu tidak mengimplementasikan tradisi mappatabe. Jenis Penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah Mayarakat yang ada di desa randomayang , guru sekolah, tokoh masyarakat dan tokoh agama yang berjumlah 10 Informan, yang dilakukan secara sengaja dengan kriteria tertentu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian kesadaran masyarakat dalam mengimplementasikan tradisi mappatabe di desa randomayang kecamatan bambalamotu kabupaten pasangkayu. perlahan-lahan mulai hilang di kalangan masyarakat. Hal ini terbukti dari tingkah laku dan sopan santun seorang saat berinteraksi dengan kedua orang tuanya dan orang-orang di sekitarnya, dapat dilihat lebih banyak anak usia dini terkhusus pada anak yang putus sekolah paling banyak yang tidak mengimplementasikan tradisi mappatabe ketimbang orang tua saat ini yang sudah menjadi tradisi sejak dulu. Faktor factor yang menyebabkan masyarakat di desa randomayang kecamatan bambalamotu kabupaten pasangkayu meninggalkan tradisi mappatabe karena kurangnya didikan dari orang tua, akibat pergaulan, dan lebih banyak anak-anak sekarang ini yang lebih sering meggunakan sapaan gaul. Kata Kunci : Tradisi Mappatabe, Kearifan Lokal, Sila Kedua Pancasila.

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up