Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulRAJA TANJUMBULU DAN SEJARAH KERAJAAN TOJO 1928-1942
Nama: NURJANA
Tahun: 2025
Abstrak
NURJANA (2025). “Raja Tanjumbulu Dan Sejarah Kerajaan Tojo 1928-1942”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing, Haliadi. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tojo Una-Una, dengan membahas 3 hal yaitu: (1) Sistem pemerintahan Raja Tanjumbulu di Kerajaan Tojo. (2) Silsilah dan perlawanan Raja Tanjumbulu dimasa Kerajaan Tojo. (3) Pemindahan Ibu kota Kerajaan Tojo dari Tojo ke Ampana dimasa pemerintahan Raja Tanjumbulu pada tahun 1928-1942. Tujuan penelitian ini untuk mendeskprisikan sistem pemerintahan Raja Tanjumbulu di Kerajaan Tojo, untuk mendeskripsikan tentang silsilah dan perlawanan Raja Tanjumbulu dimasa Kerajaan Tojo, dan mendeskripsikan pemindahan Ibu kota kerajaan Tojo dari Tojo ke Ampana. Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Sistem pemerintahan di Kerajaan Tojo pada masa pemerintahan Raja Tanjumbulu berada dibawa kekuasaan pemerintahan Belanda, Tanjumbulu melakukan kebijakan selama masa pemerintahannya dengan memindahkan Ibukota Kerajaan dari Tojo ke Ampana, membangun jalan dari Malei hingga Balingara, penataan Kota Ampana, dan pembentukan gerakan perlawanan terhadap Belanda, yaitu Gerakan Merah Putih, (2) Tanjumbulu merupakan bangsawan Tojo yang lahir dari ayah bernama Kolomboy yang merupakan Raja kesembilan di Kerajaan Tojo dan ibu bernama Dae Manota. Tanjumbulu memiliki tiga orang istri, yang pertama bernama Dae Nituru dan dikaruniai enam orang anak, tiga perempuan dan tiga laki-laki, istri kedua Tanjumbulu menikah dengan Puteri Bunggawa Bajau dan memiliki anak laki-laki, ketiga Tanjumbulu menikah dengan Jawatia di Ampana dan hasil pernikahan dikaruniai seorang anak perempuan, (3) Perlawanan Tanjumbulu terhadap Belanda dimulai pada akhir tahun 1941 ketika Tanjumbulu berkunjung ke Malei untuk mengatur strategi perlawanan. Pada tanggal 22 Februari 1942, perang pecah antara Raja Tanjumbulu dan pasukannya yang banyak diketahui dengan Gerakan Perlawanan Merah Putih untuk melawan Belanda, serta akhir pertempuran ini menyebabkan 30 orang anggota pasukan Kerajaan Tojo ditawan Belanda, (4) Pemindahan Ibukota Kerajaan Tojo dipindahakan oleh Raja Tanjumbulu pada tahun 1929, raja memindahakan pusat Ibukota Kerajaan Tojo dari Tojo ke Ampana tepatnya di Uentanaga namun di Ampana tidak terdapat kerajaan. Kata Kunci: Raja Tanjumbulu, Sejarah Kerajaan Tojo 1928-1942

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up