Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulSejarah Kerajaan Sausu
Nama: ISTI ROBILA
Tahun: 2024
Abstrak
Istirobila, 2024, Sejarah Kerajaan Sausu. Skripsi, Program Studi Pendidikan Sejarah. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing Fajar Nugroho. Adapun permasalahan yang dikaji yaitu: 1) Bagaimana Sejarah Kerajaan Sausu?, 2) Bagaimana bentuk peninggalan-peninggalan di Kerajaan Sausu?, 3) Bagaimana keadaan kebudayaan Kerajaan Sausu yang masih berlangsung hingga saat ini?. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menjelaskan mengenai Sejarah Kerajaan Sausu. (2) Mendeskripsikan tentang peninggalan Kerajaan Sausu yang dapat ditemukan. (3) Menganalisis kebudayaan Kerajaan Sausu yang hingga saat ini masih dilakukan masyarakat setempat. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian sejarah yang meliputi: Pemilihan Topik, Heuristik, Kritik, Interpretasi, Historiografi. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sausu terkhususnya di Desa Sausu Piore. Penelitian ini menunjukan bahwa (1) Kerajaan Sausu sudah berdiri sejak pertengahan abad ke XVIII yang di pimpin oleh seorang raja bernama Tasa Inta. Tasa Inta memiliki saudara bernama Diampe (Jogugu) dan Bangkerase. Setelah terjadi kekosongan pemerintahan dalam waktu yang cukup lama, Belanda mengangkat Kepala Distrik Sausu atau Raja Muda Sausu bernama Marajuku Lembah. (2) Peninggalan Kerajaan Sausu yang ditemukan berupa Stempel bertuliskan Padoeka Radja Saoesoe, Makam Tasa Inta yang dapat ditemukan di Desa Sausu Piore dan Silsilah Keluarga Besar Sausu, Tawaeli, Dolo dan Sigi serta Laporan Keputusan Musyawarah “POGOMBO” Pemangku Adat Siompole Desa Sausu Piore. (3) Kebudayaan Kerajaan Sausu yang masih dilaksanakan masyarakat dari masa kerajaan hingga saat ini di Desa Sausu Piore yaitu adat Siompole. Siompole artinya Sembilan Belah Bambu Berwarna Kuning. Adat Siompole dilakukan sebagai syarat saat proses pelaksanaan upacara pernikahan di Desa Sausu Piore, syarat tersebut berupa: Buah Pinang, Tembakau, Buah Sirih, Gambir dan Kapur Sirih yang kemudian dibungkus kain/kertas berwarna kuning masing-masing berjumlah 9 buah. Bahasa yang digunakan pada masa Kerajaan Sausu yaitu bahasa Kaili Bare?e dan pada masa Kerajaan Sausu raja beserta rakyatnya sudah menganut agama Islam. Kata Kunci: Kerajaan Sausu, Peninggalan, Kebudayaan

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up