JudulREALITAS KEHIDUPAN PENGRAJIN SARUNG TENUN DONGGALA (STUDI KASUS BUYA SABE TO KAILI DI DESA TOWALE KECAMATAN BANAWA TENGAH KABUPATEN DONGGALA) |
Nama: IAN RAHMAT |
Tahun: 2022 |
Abstrak ABSTRAK Ian Rahmat, 2021. Realitas Kehidupan Pengrajin Sarung Tenun Donggala (Studi Kasus Buya Sabe To Kaili Di Desa Towale Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala). Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing I, Junarti dan Pembimbing II, Nuraedah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) apa penyebab berkurangnya pengrajin sarung tenun di desa Towale Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala, (2) bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pengrajin buya sabe to kaili di desa Towale, (3) bagaimana interaksi sosial antara sesama pengrajin sarung Donggala di desa Towale,(4) bagaimana upaya pengrajin sarung Donggala untuk meningkatkan kualitas kain tenun sarung Donggala sebagai warisan budaya kaili, (5) bagaimana tantangan dan hambatan pengrajin sarung tenun Donggala di desa Towale. adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu, mendeskripsikan penyebab berkurangnya pengrajin sarung tenun di desa Towale, menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan pengrajin buya sabe to kaili di desa Towale, menjelaskan interaksi sosial antar sesama pengrajin sarung Donggala di desa Towale Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala,menjelaskan bagaimana upaya pengrajin sarung Donggala untuk melestarikan kain tenun sarung Donggala sebagai warisan budaya kaili, memahami tantangan dan hambatan pengrajin sarung tenun donggala di desa Towale. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian studi kasus. Yang bertujuan memberikan gambaran terkait realitas kehidupan pengrajin sarung tenun Donggala. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek yang menjadi narasumber ialah pengrain, pembeli, dan kepala desa. Subjek yang menjadi narasumber ialah mereduksi data, deskripsi data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian ini yaitu berkurangnya generasi muda khususnya remaja-remaja putri di Towale kurang berminat untuk mempelajari tenunan Buya Sabe yang masih tradisional pertumbuhan pekerjaan membuat sarung tenun tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi suami istri bersama-sama bahu membahu dalam peningkatan kesejahteraan keluarga biasanya pengrajin bekerja sejak pukul 09.00-16.00 ada pula yang menenun di malam hari mulai 19.00-22.00, dilihat dari perkembangan pada masa ini upaya-upaya kreatif telah dilakukan terhadap kain tenun tradisional, dalam lingkungan sosial interaksi masyarakat pengrajin sarung tenun donggala antar sesama pengrajin yang ada di desa Towale sangat baik, upaya pemberdayaan pengrajin dalam meningkatkan kualitas produksi sesuai dengan potensi yang dimilikinya secara utuh dan meningkatkan mutu produksi, tantangan pengrajin disarankan untuk terus mengembangkan motif dan ragam hias atau terus menciptakan serta mengaplikasikan motif-motif baru dan memadu benang sehingga muncul warna-warna baru yang lebih bervarias serta hambatan pengrajin tenun Donggala itu mempertahankan gaya ciri khas tersendiri karena motif dan coraknya. Kata kunci : Realitas kehidupan ,Pengrajin dan Tenun Donggala |