JudulPembuatan Lilin Aromaterapi Dengan Penambahan Ekstrak Minyak Atsiri Getah Kayu Pinus (Pinus Merkusii) |
Nama: JASRI RAWATI BETUNA |
Tahun: 2024 |
Abstrak Minyak atsiri merupakan salah satu jenis minyak yang multimanfaat. Minyak atsiri dapat dihasilkan dari berbagai bagian tanaman, seperti daun, akar, batang, bunga, buah, dan ranting. Getah dari kayu pinus mengandung minyak atsiri yang berfungsi sebagai aromaterapi. Lilin aromaterapi adalah aplikasi alternatif aromaterapi inhalasi, yaitu penghirupan uap aroma yang dihasilkan dari beberapa tetes minyak atsiri dari getah kayu pinus pada pembuatan lilin aromaterapi. Getah kayu pinus (Pinus merkusii) yang digunakan berasal dari Desa Meko, Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menyiapkan lilin aromaterapi diikuti dengan beberapa pengujian yang di lakukan yaitu : uji titik leleh, uji waktu bakar, uji nyala api, dan uji organoleptik. Hasilnya menunjukkan bahwa uji titik leleh yang diperoleh pada penelitian ini adalah 53oC untuk F1, 55oC untuk F2, dan 58oC untuk F3. Untuk uji waktu bakar diperoleh hasil F1 = 35,40 menit, F2= 37,41 menit, dan F3= 20 menit,51 detik. Untuk tinggi nyala api di peroleh hasil 2,4 cm untuk F1; 1,5 cm untuk F2 dan 2,6 cm untuk F3. Lilin aromaterapi dengan penambahan 7 mL minyak atsiri getah kayu pinus paling banyak diminati dibandingkan lilin aromaterapi dengan penambahan 3 mL dan penambahan 5 mL minyak atsiri getah kayu pinus. Hasil penelitian lilin aromaterapi setelah di lakukan beberapa tahapan pengujian menunjukan bahwa hasil yang paling baik yaitu pada formula dua dengan penambahan 5 mL minyak atsiri dan sudah sesuai dengan standar SNI. |