JudulMETAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PENGGUNAAN TEOREMA PYTHAGORAS OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PALU DITINJAU DARI SELF-EFFICACY |
Nama: NURUL AZIZAH |
Tahun: 2025 |
Abstrak Nurul Azizah, 2025. Metakognisi Siswa dalam Memecahkan Masalah Penggunaan Teorema Pythagoras oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Palu Ditinjau dari Self-Efficacy. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing, Pathuddin. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan metakoginisi siswa dalam memecahkan masalah penggunaan teorema Pythagoras oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Palu ditinjau dari self-efficacy yang tinggi. (2) Mendeskripsikan metakoginisi siswa dalam memecahkan masalah penggunaan teorema Pythagoras oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Palu ditinjau dari self-efficacy yang sedang. (3) Mendeskripsikan metakoginisi siswa dalam memecahkan masalah penggunaan teorema Pythagoras oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Palu ditinjau dari self-efficacy yang rendah. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Palu pada tahun ajaran 2024/2025 yang berjumlah 32 siswa dan kemudian dipilih 3 siswa yang mewakili masing-masing tingkatatn self-efficacy dengan menggunakan angket self-efficacy. Setelah itu ke-3 subjek diberikan tes soal dan wawancara semi terstruktur untuk mengetahui keterampilan metakognisinya dalam memecahkan masalah terkait penggunaan teorema Pythagoras. Analisis dilakukan secara kualitatif, dengan temuan dikategorikan berdasarkan indikator metakognisi berdasarkan tahapan pemecahan masalah Polya. Hasil menunjukkan bahwa ke-3 subjek memiliki jawaban yang benar dalam tes pemecahan masalah matematika, tetapi mereka hanya memenuhi satu dari 3 aspek metakognisi. Meskipun ke-3 subjek memiliki hasil yang sama (jawaban benar), namun proses metakognisi mereka berbeda-beda, subjek dengan self-efficacy tinggi cenderung lebih cepat mencapai solusi efektif dalam pemecahan masalah, sedangkan subjek dengan self-efficacy sedang dan rendah keliru dalam penyesuaian sebelum mencapai hasil akhir yang diinginkan. Subjek dengan self-efficacy rendah juga cenderung kurang baik dalam memenuhi aspek metakognisi pada tahap menyusun rencana dibanding subjek dengan self-efficacy tinggi dan self-efficacy sedang. Hal ini menunjukkan bahwa self-efficacy dapat mempengaruhi proses pemecahan masalah. Subjek dengan self-efficacy tinggi mungkin memiliki kepercayaan diri yang lebih besar dalam kemampuan mereka, sehingga mereka dapat menyelesaikan masalah dengan lebih lancar. Sementara itu, subjek dengan self-efficacy sedang dan rendah mengalami keraguan atau ketidakpastian dalam kemampuan mereka, sehingga mereka memerlukan waktu lebih lama atau melakukan kesalahan sebelum mencapai jawaban yang benar. |