JudulPROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL HIGHER ORDER THINKING SKILLS PADA MATERI POLA BILANGAN KELAS VIII SMPN 12 PALU |
Nama: PUPUT PUJI LESTARI |
Tahun: 2024 |
Abstrak Puput Puji Lestari, 2024. “Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Skills pada Materi Pola Bilangan Kelas VIII SMPN 12 Palu”. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Dr. Anggraini, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada materi pola bilangan kelas VIII SMPN 12 Palu. Subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang siswa berkemampuan tinggi atau S1, 1 orang siswa berkemampuan sedang atau S2 dan 1 orang siswa berkemampuan rendah atau S3. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen penelitian ini terdiri dari instrumen utama dan instrumen pendukung meliputi pemberian tes tertulis dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan siswa kemampuan tinggi atau S1 memenuhi tahapan berpikir kritis secara menyeluruh pada tahap klarifikasi, yakni dapat memahami informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan benar, dapat mengidentifikasi kata kunci pada soal. Tahap asesmen yakni, mampu mengidentifikasi informasi yang relevan dan tidak relevan pada soal. Tahap inferensi yakni, mampu menuliskan dan menjelaskan langkah penyelesaian. Tahap strategi yakni, mampu melaksanakan langkah penyelesaian dan memperoleh perhitungan yang benar. Kemudian siswa kemampuan sedang atau S2 tidak memenuhi tahapan berpikir kritis secara menyeluruh pada tahap klarifikasi yakni dapat memahami informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan benar, dapat mengidentifikasi kata kunci pada soal. Tahap asesmen yakni mampu mengidentifikasi informasi yang relevan dan tidak relevan pada soal. Tahap inferensi yakni mampu menuliskan dan menjelaskan langkah-langkah penyelesaian. Kurang mampu pada tahap strategi yakni dalam melaksanakan langkah penyelesaian memperoleh hasil yang kurang tepat. Subjek berkemampuan rendah atau S3 tidak memenuhi tahapan berpikir kritis secara menyeluruh, Kurang mampu memenuhi tahap klarifikasi yakni tidak menuliskan informasi diketahui dan ditanyakan, saat diwawancara menyebut informasi diketahui dan ditanyakan secara tidak lengkap dan tidak mampu mendefinisikan kata kunci pada soal. Tahap asesmen yakni, mampu mengidentifikasi informasi yang relevan dan tidak relevan pada soal. Tahap inferensi yakni, kurang dapat membuat langkah penyelesaian soal. Tahap strategi yakni, kurang dapat melaksanakan penyelesaian dan memperoleh hasil yang kurang tepat. Kata Kunci : Kemampuan Berpikir Kritis, Soal HOTS, Pola Bilangan |