JudulProfil Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII Cemara SMP Negeri 2 Banawa Dalam Menyelesaikan Soal Teorema Pythagoras Berdasarkan Jenis Kelamin |
Nama: ANDINI PUTRI |
Tahun: 2025 |
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan profil berpikir kritis siswa laki-laki dan siswa perempuan yang memiliki kemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan soal terkait teorema Pythagoras. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri atas satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan kelas VIII Cemara SMP Negeri 2 Banawa yang teridentifikasi memiliki kemampuan matematika tinggi berdasarkan hasil nilai ujian semester ganjil. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi tes tertulis dan wawancara semi-terstruktur. Instrumen penelitian terdiri dari peneliti sebagai instrumen utama, serta instrumen pendukung berupa soal tes uraian dan pedoman wawancara yang telah divalidasi oleh ahli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek TL (siswa laki-laki) dan TP (siswa perempuan) mampu memenuhi enam indikator berpikir kritis menurut Ennis, yaitu Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity, dan Overview. Pada indikator Focus, baik TL maupun TP dapat mengidentifikasi informasi yang diketahui, informasi yang ditanyakan, serta informasi tambahan yang relevan dari soal. Keduanya juga cenderung menyelesaikan soal secara praktis dan logis. Pada indikator Reason, TL memberikan alasan yang logis dan praktis dalam setiap langkah penyelesaian, sementara TP menyampaikan alasan yang lebih rinci dan mendalam berdasarkan pemahaman konseptual. Dalam indikator Inference, kedua subjek mampu menarik kesimpulan dari langkah-langkah yang dilakukan, namun TP lebih eksplisit dalam mengemukakan simpulan akhirnya. Selanjutnya, pada indikator Situation, TL mampu menerapkan konsep secara langsung dalam konteks soal, sedangkan TP menunjukkan kemampuan untuk menerapkan konsep tersebut secara lebih luas, termasuk dalam situasi serupa yang berbeda. Pada indikator Clarity, penjelasan TP lebih jelas dan terstruktur, sedangkan TL memberikan penjelasan yang ringkas namun tetap logis. Pada indikator Overview, TP secara aktif meninjau kembali jawabannya, termasuk melalui penggunaan representasi visual, sementara TL memverifikasi jawabannya melalui perhitungan langsung. Meskipun keduanya memiliki kemampuan matematika yang setara, ditemukan perbedaan dalam aktivitas berpikir kritis antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Perbedaan tersebut tampak dalam strategi penyelesaian soal, cara mengemukakan alasan, serta kejelasan dalam menjabarkan langkah-langkah penyelesaian. |