JudulPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Pada Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Palu |
Nama: YUFITA |
Tahun: 2021 |
Abstrak Yufita. 2020. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Pada Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Palu. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Muh. Rizal dan pembimbing (II) Baharuddin Paloloang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linear tiga variabel di kelas X SMK Negeri 5 Palu. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang mengacu pada desain penelitian Kemmis dan Mc.Taggart yakni (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Penelititan ini dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) yaitu (1) menyajikan informasi, (2) mengorganisir siswa ke dalam kelompok belajar, (3) memberikan LKPD dan membimbing kelompok belajar,(4) dua anggota dari setiap kelompok berkunjung ke kelompok lain, (5) anggota kelompok yang tinggal membagi informasi kepada tamu, (6) dua anggota yang bertamu kembali ke kelompok masing-masing dan menyampaikan hasil kunjungannya, (7) salah satu kelompok mempresentasikan jawaban mereka, (8) membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran, (9) memberikan penghargaan. Hasil penelitian menunjukan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TSM A SMK Negeri 5 Palu pada materi sistem persamaan linear tiga variable yang ditunjukan dengan adanya perubahan dapat dilihat berdasarkan tes akhir tindakan, ketuntasan belajar klasikal siswa megalami peningkatan dari siklus I sebesar 55?n pada siklus II 75%. Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I menjadi lebih baik pada siklus II. |