Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulPERGESERAN HONORIFIK DALAM SISTEM KEKERABATAN MASYARAKAT MANDAR
Nama: MUHAMMAD NASIR
Tahun: 2024
Abstrak
ABSTRAK Muhammad Nasir A11222002, Pergeseran Honorifik Dalam Sistem Kekerabatan Masyarakat Mandar. Tesis Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing: Ida Nur’aeni dan Ulinsa. Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif komparatif yang bersifat diakronik. Menurut Mahsun bahwa penelitian yang bersifat diakronik adalah penelitian pada bidang linguistik yang menyelidiki perkembangan bahasa dari satu masa ke masa yang lain, serta menyelidiki perbandingan suatu bahasa dengan bahasa lain. Pengumpulan data dilakukan dengan metode cakap dengan beberapa teknik yaitu teknik cakap semuka, teknik cakap tansemuka, teknik catat, dan teknik rekam. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis Miles dan Huberman dalam Rosyidi (2019) yaitu (1) mengumpulkan semua data yang diperoleh dari teknik yang digunakan; (2) data direduksi; (3) disajikan; dan (4) disimpulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk honorifik dalam sistem kekerabatan masyarakat Mandar yaitu acoq, asoq, icci, issiq, kaco, caco, cicci yang bersumber dari penamaan diri; kanneq, appo, puaq, kamaq, aqba, amma, uweq, ama, ambeq, indoq, kindoq, ammaq, innyoq, cacaq, anaq, luluareq, amanaure, indonaure, anaqnaure, anaqure, kakaq, kandiq, boyang pissang, boyang pendaqdua, dan boyang pettallung yang bersumber dari kekerabatan dalam keluarga; puang, dzaeng, arajang/maraqdia, tomakaka, pappuangang, tomabubeng, soqboq, andongguru/annangguru, punggawa, poambi, swannar yang bersumber dari jabatan adaq, kadhi/kali, imang, katteq, bidal, dan doja yang bersumber dari jabatan syaraq; yau, yamiq, itaq, itaq nasang, ia, seqia, u, mu-, nai-i, -ta, -na, -naseqia, -aq, -maq, -mang, nasang moqo, nasangmi tau, -i, -dzi, dan dzi seqia yang bersumber dari bentuk kata ganti persona; dan bentuk iye yang bersumber dari respon mengiyakan. Adapun pergeseran yang terjadi ialah (1) pergeseran secara internal yang terjadi pada ruang lingkup kosakata bahasa Mandar itu sendiri yaitu adanya masyarakat yang dahulunya menggunakan sapaan honorifik todiang layyana (bangsawan), tau pia (manusia pilihan), tau samar (manusia biasa), dan batua (hamba sahaya) kini menggunakan sapaan honorifik yang bersifat umum seperti dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Demikian halnya dengan masyarakat lain yang menggunakan sapaan honorifik kalangan tau samar (manusia biasa) dan batua (hamba sahaya), kini disapa dengan sapaan honorifik todiang laiyyana (bangsawan) meskipun mereka tidak memiliki keturunan bangsawan. (2) pergeseran secara eksternal yang ditandai dengan adanya perpindahan ke daerah atau tempat lain yang memungkinkan tidak berfungsinya bahasa yang mereka miliki sehingga menyebabkan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa penghubung. Adapun faktor yang menyebabkan pergeseran ialah (1) faktor sosial yang mengacu pada status sosial dimana suatu honorifik yang diperuntukkan pada orang atau kelompok tertentu, kini juga digunakan oleh orang lain. (2) Faktor politik yang mengacu pada perubahan dalam penggunaan bahasa dimana bahasa tersebut tidak lagi digunakan sebagai hasil kebijakan pemerintah. (3) Faktor Ekonomi, mengacu pada kondisi ekonomi dalam lingkungan keluarga yang dianggap stabil atau sebaliknya. (4) Faktor Budaya mengacu pada tren budaya yang banyak ditemukan pada media sosial yang dianggap mengadopsi bahasa gaul atau bahasa slang yang dianggap popular di kalangan generasi milenial dan zineal. (5) Faktor Migrasi merujuk pada perpindahan orang atau kelompok tertentu ke tempat lain. (6) Faktor Pendidikan mengacu pada keinginan seseorang yang tidak lagi disapa dengan honorifik kalangan todiang laiyyana (bangsawan) seperti puang, dzaeng, aqba, caca, dan innyoq. Kata Kunci: Pergeseran, honorifik, masyarakat Mandar, dan sistem kekerabatan

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up