JudulAkronim Dalam Bahasa Jawa Lisan Masyarakat Kampung Jawa Di Desa Polewali, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu |
Nama: DWINANDA KUSUMANING TYAS |
Tahun: 2024 |
Abstrak Dwinanda Kusumaning Tyas 2024. Akronim dalam Bahasa Jawa Lisan Masyarakat Kampung Jawa di Desa Polewali, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tadulako. Pembimbing: Ulinsa Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk akronim bahasa Jawa lisan masyarakat Kampung Jawa di Desa Polewali, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk akronim bahasa Jawa lisan masyarakat Kampung Jawa di Desa Polewali, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu. Jenis penelitian kualitatif dengan deskripitif analisis. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu metode simak, metode rekam, dan metode catat. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bentuk-bentuk akronim bahasa Jawa lisan masyarakat Kampung Jawa di Desa Polewali, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu. Hasil penelitian menemukan 48 bentuk akronim bahasa Jawa yang dapat dibagi menjadi 9 bentuk yaitu (1) pengekalan suku pertama dari tiap komponen (kamja, paska, pratu, sarmi, jawir, laros, gondes, kenikir), (2) pengekalan suku kata pertama komponen pertama dan suku kata terakhir komponen kedua (pokeh, tukon, sukal, catu, ganang, nandi), (3) pengekalan suku kata terakhir dari tiap komponen (cenglu, dubang, saru, burjo, thongpes, barbeh, kupat, wedhang, jolalen, gowet, ringgoneh, karsosangli), (4) pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen (ponpes), (5) pengekalan dua huruf pertama tiap komponen (lagos), (6) pengekalan berbagai huruf dan suku kata yang sukar dirumuskan (brekat, pajero, sepur, tumpeng, sepuh, rewang, tursinah), (7) akronim sebagai penyingkat frase atau nama (mbah nang, mbah dok, budhe, pakdhe, bulik, paklik), (8) akronim sebagai sindiran (bandhit, jerman) dan (9) akronim sebagai penghalusan pernyataan atau eufeisme (kucur, ciblek, mersi, thukmis, pego). Penelitian mengenai bentuk akronim bahasa Jawa ini mempunyai manfaat untuk kebahasaan khususnya akronim bahasa Jawa lisan Masyarakat Kampung Jawa di Desa Polewali, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu. Dalam pendidikan, diharapkan akronim dapat berkontribusi pada pengembangan sumber belajar yang mengintegrasikan akronim dengan cara yang mendukung pemahaman bahasa dan konteks budaya di Indonesia. Kata kunci: Akronim, Bahasa Jawa Lisan, Kampung Jawa |