JudulMAKNA SIMBOLIK PERAS DAKSINA SUCI DALAM UPACARA RAHINAN DI MERAJAN |
Nama: NI MADE PUSPA DEWI |
Tahun: 2024 |
Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bentuk peras daksina suci dalam upacara rahinan di Merajan, (2) apa saja makna simbolik peras daksina suci dalam upacara rahinan di Merajan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan bentuk peras daksina suci dalam upacara rahinan di Merajan, (2) mendeskripsikan makna simbolik peras daksina suci dalam upacara rahinan di Merajan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan motode deskriptif. Teknik pengumpulan data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, perekaman. Teknik analisis data menggunakan tahapan: (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, (4) penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian diperoleh data makna simbolik peras daksina suci dalam upacara rahinan di Merajan nonverbal dan verbal. Simbol non verbal meliputi bahan-bahan yang digunakan dalam peras daksina suci: serembeng/wakul daksina, tapak dara, beras amusti/agemel, gegantusan, pepeselan, pangi (kluwek), kelapa, telur itik, tingkih (kemiri), benang tebus putih, pis bolong (uang kepeng), canang sari. Simbol verbal meliputi mantra-mantra yang diucapkan saat upacara rahinan dan menghaturkan daksina: mapiuning indik pengodalan, persembahan tirta, nganteb banten ke pelinggih, menghaturkan peras daksina suci yang baru, penyimpanan peras daksina suci yang baru di isi dupa, pemercikan tirta pada peras daksina suci. Kata Kunci : Semiotik, Makna, Simbol, Upacara, Peras Daksina Suci, Merajan |