JudulCAMPUR KODE DALAM PERCAKAPAN MASYARAKAT DESA TALAGA KECAMATAN DAMPELAS KABUPATEN DONGGALA |
Nama: MASROMI |
Tahun: 2022 |
Abstrak ABSTRAK Masromi, 2022. Campur Kode dalam Percakapan Masyarakat Desa Talaga Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala. Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. FKIP. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Dosen Pembimbing Dr.Ali Karim, M.Hum. Fokus pada permasalahan pada penelitian ini adalah (1) bagaimanakah bentuk campur kode pada masyarakat Desa Talaga, Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala. (2) Faktor apakah yang menyebabkan terjadinya campur kode pada masyarakat Desa Talaga, Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala. Penelitian ini mengacu pada teori Chaer dan Agustin (1995) tentang campur kode dan teori Fishman (dalam Chaer dan Agustin 2004) tentang masyarakat tutur. Tujuan penelitian ini untuk (1) Untuk mendeskripsikan bentuk campur kode Bahasa Indonesia di Desa Talaga, Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala. (2) Untuk mendeskripsikan faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode Bahasa Dampelas dalam percakapan Bahasa Indonesia di Desa Talaga, Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan model Milles dan Huberman. Tahapan analisis model data Milles dan Huberman meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk campur kode pada masyarakat Desa Talaga terdiri dari tiga bentuk yaitu, bentuk kata, frasa, dan klausa. Pada tataran kata terdapat campur kode dalam bentuk kata benda (nomina) seperti saging ‘pisang’, kata kerja (verba) seperti ngumang ‘makan’, kata sifat (adjektiva) seperti napogar ‘hangus’. Pada tataran frasa terdapat campur kode dalam bentuk frasa endosentris seperti lalam milolo ‘sedang mencari’, dan frasa eksosentris seperti nyi tobi ‘di dapur’. Pada tataran klausa terdapat campur kode dalam bentuk klausa bebas seperti Feby lampa nyi sioyong ‘Feby pergi ke sioyong’ dan klausa terikat seperti to hotoi mjadi ato boon ‘supaya di tau jadi atau tidak’. Dan faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode bahasa Dampelas dalam percakapan bahasa Indonesia pada masyarakat desa Talaga yaitu (1) karena adanya keanekaragaman penggunaan bahasa dalam masyarakat, (2) peserta tutur yang melakukan tuturan campur kode karena kebiasaan dan kesantaian. Kata Kunci: Campur kode dalam percakapan masyarakat Desa Talaga Kecamatan Dampelas |