JudulMakna Simbolik Pada Upacara Adat Tiga Bulanan Bayi Dalam Agama Hindu Di Desa Martasari Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong |
Nama: Nining Udayani |
Tahun: 2019 |
Abstrak ABSTRAK Nining Udayani, 2015. Judul skripsi “Makna simbolik upacara adat tiga bulanan bayi dalam agama Hindu di Desa Martasari kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Mautong Kajian Semiotik”. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing I Gusti Ketut Alit Saputra. Permasalahan pokok yang dianalisis dalam penelitian ini adalah (1) Simbol apa saja yang terdapat pada upacara adat tiga bulanan bayi dalam agama Hindu (2) Bagaimana makna simbol yang terdapat pada upacara adat tiga bulanan bayi dalam agama Hindu di Desa Martasari. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk-bentuk makna simbolik upacara adat tiga bulanan pada bayi dalam agama Hindu di Desa Martasari Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Mautong. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah narasumber atau informan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan langsung (observasi), wawancara (interview) dan dokumentasi. Untuk teknik analisis data penulis menggunakan beberapa cara diantaranya:(1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) sajian data, (4) verifikasi atau penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian makna simbolik upacara adat tiga bulanan pada bayi dalam agama Hindu di Desa Martasari Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Mautong memiliki empat simbol yang dapat digolongkan sebagai berikut. (1) Banten atau sesajen penglepas aon simbol dari upacara adat tiga bulanan sebagai pembersihan diri bayi dan kedua orang tuanya yang masih dianggap cuntaka atau kotor karena sehabis melairkan dan sebagai sesajen yang sekaligus menentukan atau meresmikan siapa nama bayi tersebut. (2) banten atau sesajen penyambutan dimana si bayi diperkenalkan kepada berbagai penjuru mata angin yang berada di selatan, timur, baat dan tengah agar si bayi mendapat perlindungan dari para Dewata. (3) banten atau sesajen mengelilingi lesung memiliki makna bahwa si bayi tersebut sedang akan pergi ke taman untuk mandi dan bermain-main serta mendapatkan perhiasan berupa gelang, cincin, kalung, dan anting. (4) banten atau sesajen turun tanah memiliki makna sebagai pemberitahuan atau pertanda bahwa si bayi akan menginjakkan kakinya ke tanah dan memohon agar dapat dilindungi serta diberikan waranugraha atau anugrah dari Ida Sag Hyang Widhi Wassa atau Tuhan yang Maha Esa. Kata kunci : Makna, Simbol, Upacara adat tiga bulanan bayi. |