JudulRAGAM BAHASA GAUL KALANGAN WARIA DI SALON KOTA PALU (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) |
Nama: AFIOLAH DALETHA |
Tahun: 2019 |
Abstrak ABSTRAK Afiolah Daletha, 2018. Ragam Bahasa Gaul Kalangan Waria di Salon Kota Palu (Tinjauan Sosiolinguistik). Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing: (1) Ali Karim (II) Ulinsa. Kata kunci: Bahasa Gaul, Waria Palu Fokus penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk bahasa gaul di kalangan waria di kota Palu, bagaimana makna bahasa gaul kalangan waria di kota Palu. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk bahasa gaul di kalangan waria di kota Palu, mendeskripsikan makna bahasa gaul kalangan waria di kota Palu. Manfaat dari penelitian ini adalah bahan kajian teoritis yang mendukung penelitian terdahulu dan bermanfaat bagi ilmu sosiolinguistik, khususnya tentang penggunaan bahasa gaul pada kalangan waria dan menambah khasanah kajian linguistik. Dalam penelitian ini digunakan metode deskritif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan cakap untuk mengkaji dan menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa gaul kalangan waria diciptakan sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi dalam kelompok mereka. Bahasa waria juga memiliki hubungan makna dengan bahasa Indoensia. Terdapat pembentukan kata-kata yang baru yang dapat menciptakan perubahaan makna. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bentuk-bentuk ragam bahasa gaul waria dalam bentuk kata, penulis menemukan ada beberapa contoh dalam bentuk kata dasar, bentuk kata berimbuhan, bentuk kata ulang, dan bentuk kata majemuk, diantaranya ialah (jelong, lekong, pewong, Mekong, sapose, cin/bes, jail-jail). Dalam bentuk frase penulis menemukan ada dua yaitu frase eksosentris dan frase endosentris. Juga dalam bentuk penggunaan kalimat penulis menemukan ada tiga karakteristik, yaitu (1) penciptaan kata atau istilah sesuai dengan kesepatan sesama waria, (2) kalangan waria menciptakan istilah atau kata-kata baru dari kata-kata bahasa gaul yang sudah ada, (3) penciptaan istilah atau kata dalam bahasa gaul bersifat sembarangan, tidak terikat oleh kata baku. Fungsi penggunaan ragam bahasa gaul, mencakup fungsi referensial dan fungsi puitik. |