| JudulREDUPLIKASI BAHASA BUGIS DIALEK SENGKANG DI KECAMATAN DAMPAL UTARA KABUPATEN TOLI-TOLI |
| Nama: NUR’AENI |
| Tahun: 2011 |
| Abstrak Permasalahan penelitian ini adalah bentuk reduplikasi apa saja yang terdapat dalam bahasa Bugis dialek Sengkang dan apa makna reduplikasi bahasa Bugis dialek Sengkang di Kecamatan Dampal Utara Kabupaten Toli-toli. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan makna redupliksi bahasa Bugis dialek Sengkang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang prosesnya mengikuti tiga tahap, yaitu (1) tahap pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak dan metode cakap. Metode simak menggunakan teknik simak libat cakap, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat. Metode cakap menggunakan teknik pancing dan teknik cakap semuka. (2) tahap analisis data dilakukan dengan menggunakan metode padan dan metode distribusional. Metode ini menggunakan teknik perluas dan teknik ganti. (3) tahap penyajian hasil analis data dengan menggunakan metode formal dan informal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bentuk reduplikasi bahasa bugis dialek sengkang terdiri atas: (1) reduplikasi penuh/seluruh, (2) reduplikasi sebagian, (3) reduplikasi dengan proses pembubuhan afiks. Makna reduplikasi yang dijumpai dalam bahasa Bugis dialek Sengkang terdiri atas: (a) Menyatakan makna banyak, contoh motoro ‘motor > motoro-motoro ‘motor-motor (b) menyatakan makna satu atau kecil, contoh penne ‘piring > sipenne-penne ‘satu piring kecil (c) menyatakan makna saling, contoh bau ‘cium > sibau-bau ‘saling cium (d) menyatakan makna sembarangan, contoh jokka ‘jalan > kajokka-jokka ‘suka jalan (c) menyatakan makna perintah, contoh polo ‘potong > polo-poloi ‘memerintah memotong (e) menyatakan makna sama, contoh loppo ‘besar > siloppo-loppo ‘sama besar (f) menyatakan makna agak, contoh biccu ‘kecil > mabiccu-biccu ‘agak kecil (g) menyatakan makna diper, contoh bello ‘cantik > pabello-belloi ‘dipercantik (h) menyatakan makna agak, contoh wenni ‘malam > mawenni-wenni ‘agak malam (i) menyatakan makna tiap tiap, contoh uleng ‘bulan > mauleng-uleng ‘setiap bulan. |